Yang Pertama . . .

Saya Khanty Dwi Ichtyantri (ˆ⌣ˆ)ง

Yang Ke dua . . .

Gunadarma University (^__^)

Yang Ke tiga . . .

Kesalahan itu bukan untuk terus menerus disesali, tapi juga harus terus diperbaiki untuk kedepannya. Allah Maha Adil lagi Maha Pengampun :')

Yang ke empat. . .

Cuma Promosi aja HaHaHa

Yang ke lima . . .

Ini bebrapa contoh website yang pernah saya buat :-) masih pemula :-)(•ˆ⌣ˆ•)

Senin, 22 Februari 2016

Nikmat Syukur Tiba Ditempat Mu




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Waaah udah lama yaa saya tidak bercuap-cuap ditempat ini, udah banyak debu sama sarang laba-laba nih, mesti di sapu sama dip el *ga jelas*
Mau sedikit bikin cerita nih, tentang pengalaman yang tak terduga :”), boleh yaaa, yuk aah mulai aja biar gak makin lama

Entah harus bahagia atau sedih yang harus saya rasakan saat saya benar-benar tiba dan menginjak tanah Arab saat itu. Bahagia karena saya bisa pergi menjalankan ibadah umroh bersama mama serta kakak saya. Sedih karena bapak tidak ikut serta bersama kami, namun saya yakin, bapak pasti tahu dan liat bahwa kami akhirnya bisa menjalankan ibadah umroh yang memang sudah direncanakan oleh bapak sebelumnya.

Yaaa... ibadah umroh ini memang ibadah yang direncanakan sebelumnya. Bapak ingin sekali mengajak istri dan kedua anaknya untuk menjalankan ibadah umroh bersama-sama, walaupun saya tidak mengetahui rencana itu sebelumnya. Namun apa daya, keadaan bapak saat itu memang sangat tidak mendukung, penyakit jantung bapak kumat dan harus sering check up ke rumah sakit serta tidak bisa lepas dari pengawasan dokter. Dokter pun tidak mengijinkan bapak untuk terlalu banyak melakukan aktivitas, kerena dapat menyebabkan penyakit jantung bapak kumat.

Sampai pada tanggal 23 Mei 2015 bapak menghembuskan nafas terakhirnya. Jujur hari itu benar-benar hari yang membuat saya merasa hancur sangat hancur. Saya tidak bisa terima keadaan saat itu, saya tidak mau ditinggal bapak, saya tidak siap. Saya kecewa, kesal, marah kenapa Allah begitu cepat memanggil bapak, kenapa Allah tidak memberi waktu yang lama buat bapak. Saya belum bisa membahagiakan bapak, saya belum bisa memberi apa-apa ke bapak, saya belum bisa membuat bapak bangga punya anak seperti saya.  Saya hancur, melihat bapak yang terbujur kaku di depan mata saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan selain menangis. Namun saya sadar, saya sayang sama bapak namun Allah jauh lebih sayang sama bapak. Saya sadar, Allah tidak mau bapak terus menerus merasakan sakit.

Tepat jam 12.30 malam waktu daerah setempat (Jeddah) saya beserta jamaah umroh lainnya tiba di bandara King Abdul Azis. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Madinah yang di tempuh selama 4 jam dari Jeddah. Selama perjalanan saya merasa takjub dengan pemandangan  gurun pasir dan gunung bebatuan yang ada di kanan dan kiri jalan. Allahuakbar, Allah Maha Besar. Begitu besar kuasa Mu Ya Allah.


Selamat di perjalanan, di sisi kanan dan kiri jalan dipenuhi gunung bebatuan

Setibanya di Madinah hati saya semakin berdebar-debar, air mata turun begitu deras. Tidak ada kata-kata yang saya ucapkan selain kata-kata bersyukur karna saya diberi kesempatan untuk datang dan tiba di tempat ini. Yaaa Masjiid Nabawi, dimana tempat ini merupakan masjid yang didalamnya berada makan Nabi para umat Islam, Nabi akhir jaman Nabi Muhammad S.A.W

Di Masjid ini saya bertemu dengan semua umat islam dari berbagai Negara dari Turki, Palestina, India, Mesir, Malaysia, Singapura, Brazil dan masih banyak lainnya. Di Masjid Nabawi saya mengalami peristiwa yang tak disangka, dimulai sering di sapa oleh orang-orang yang ada di Masjid Nabawi, diberikan air minum, diberikan kurma sampai ada yang memeluk dan mencium pipi saya (wanita kok wanita). Subhanallah benar-benar indahnya umat islam yang saling menyayangi :”)
Sampai pada suatu siang sebelum shalat zuhur, dua (2) orang wanita cantik berkulit putih menghampiri saya dan rombongan jamaah umroh lainnya yang sedang duduk menunggu waktu zuhur, lalu dia mengatakan
“Assalamu’alaikum, can speak English ?”
tanpa ragu tiba-tiba sayang menjawab “Yes” dengan wajah penuh senyum.
Kemudian wanita itu bertanya kembali “From Indonesia right ?”,
“Of course” jawab saya.
Dengan wajah penuh senang 2 wanita itu mengatakan bahwa dia ingin berfoto bersana dengan saya dan ibu-ibu jamaah lainnya. 2 wanita ini berasal dari Palestine, 2 wanita ini mengatakan bahwa iya seneng dan suka dengan orang-orang Indonesia, dia mengatakan bahwa orang-orang Indonesia baik-baik, sopan dan mau membantu, selalu membantu Negaranya. Oleh karena itu 2 wanita ini ingin sekali foto bersama kami (saya beserta ibu-ibu jamaah lainnya dari travel yang saya ikuti), setelah selesai 2 wanita ini memeluk saya mencium pipi saya. Jujur entah apa yang terjadi pada diri saya, saat itu saya merasa senang dan bahagis bisa bertemu dengan 2 wanita itu, terlebih-lebih mereka mengatakan bahwa mereka suka dan senang dengan orang Indonesia. Namun sayangnya, saya tidak bertanya siapa nama mereka berdua dan saya tidak mengabadikan moment itu di camera saya L

Setelah 3 hari di Madinah saya, mama, mas dani dan jamaah lainnya melanjutkan perjalanan ke kota Makkah, namun sebelum ke kota makkah, kami semua melakukan kegiatan mikot sebelum umroh di masjid bir ali, setelah itu baru kama melanjutkan perjalanan ke masjidil haram di kota makkah. Kurang lebih 5 jam kami menempuh perjalanan kesana (diselingi istirahat).

Sesampainya di kota makkah, suasana sedikit berbeda, angin yang berhembus terasa kencang karena memang Madinah dan Makkah memang sedang mengalami musim dingin, namun dingin di Makkah lebih dingin dari pada di Madinah. Saya dan jamaah lainnya istirahat terlebih dahulu di hotel sampai menunggu waktunya tawaf. Tepat jam 1 saya dan jamaah melanjutkan ibadah tawaf dan menuju ke dalam Masjidil Haram. Ketika masuk masjid, jantung saya terasa berdebar kencang, ditambah saat melihat ka’bah secara langsung, semakin berdebar-debar hati saya. Tak henti-hentinya saya mengucapkan syukur serta mengucapkan kalimat talbiyah, subhanallah ya Allah saya masih tidak percaya saya bisa kesini, saya bisa melihat ka’bah secara langsung dan dari dekat (karena biasanya melihat ka’bah dari gambar, sekarang bisa melihat secara langsung). Ya ALLAH....

Jujur saat melihat ka’bah dan selama tawaf yang ada di pikiran saya hanyalah Bapak, saya rindu bapak, saya ingin bertemu dengan bapak. Air mata tak henti-hentinya mengalir ke pipi saya, sambil agak terisak saya mengucap kalimat talbiyah. Semua orang yang ada di sekeliling saya (jamaah travel) termasuk mama, hanya bisa mengelus-elus pundak saya, mencoba untuk membantu menghentikan tangis yang terasa terisak dari bibir saya.

Selesai tawaf, banyak do’a yang saya panjatkan, saya paham kesempatan seperti ini sangat sulit didapatkan,saya harus memanfaatkan kesempatan ini dengan terus dan banyak berdo’a serta mengucap rasa syukur atas apa yang telah Allah telah berikan.

Semakin lama, air mata semakin mengalir, hanya bapak yang saya ingat saat itu
“Bapak, ade kangen sama bapak. Ade, mama sama mas sudah sampai sini pak, kita sampai sini dengan selamat pak. Bapak yang ingin kita semua hadir disini bersama-sama pak, bapak yang ingin kita ibadah sama-sama. Bapak ade sayang bapak, ade kangen bapak, ade mau lihat bapak.”

“Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, hanya kepada-Mu aku memohon dan meminta, terpatkan bapakku disisimi, disisi yang terbaik dan terindah di Jannah Mu Ya Allah, Lindungi dan jaga bapak disana Ya Allah, jauhkanlah bapak dari panasnya api neraka Ya Allah, berikan bapak kebahagiaan disana. Serta berikan aku kekuatan serta ketegaran untuk menghadapi ini semua Ya Allah, dan berikan aku selalu kemudahan, serta kelancaraan hidup agar aku bisa membahagiakan mama serta kakakku, beriaku kesehatan agar aku mampu menjaga mama serta kakakku Ya Allah”

Semakin deras air mata yang jatuh ke pipi.
Yaaa mungkin itu segelintir do’a yang bisa saya ucapkan *masih banyak lagi*
*stop dulu yaa nangis-nangisnya, makin nyesek takut gak bisa napas #deritapenyakitkecil*

Lanjuttt.....

Setelah menyelesaikan tawaf, kemudia dilanjutkan dengan sa’i (jalan dari bukit safa ke marwah untuk laki-laki berlari kecil) dan tahalul (gunting rambut). Selesai melaksanakan ibadah umrah yang utama (untuk diri sendiri) saya, mama dan mas dani melanjutkan ibadah di depan ka’bah sambil menunggu waktu subuh, karena waktu setempat sudah menunjjukkan jam 04.00 pagi.

Walaupun jam 04.00 pagi, disini tidak pernah kenal kata sepi, selalu ramai, selalu padat. Banyak dari mereka yang masih melaksanakan ibadah tawaf atau sekedar berdo’a, dzikir ataupun membaca al-qur’an di depan altar dekat ka’bah.



Ohiya kalau di Arab (Madinah & Makkah) terdapat 2 kali adzan. Adzan pertama untuk panggilan shalat tasbih dan tahajud, adzan kedua (selang 1 jam’an) itu adzan untuk shalat subuh. Jarak antara adzan dan ikomat pun sekitar 30 menit-an. Betah deh pokoknya disana, ibadah tuh rasanya tenang, dan merasa selalu diingatkan. Dan saya tuh paling betah duduk di dekat ka’bah, gak mau beranjak rasanya.

Setelah shalat subuh, saya, mama dan mas dani tidak langsung beranjak dari tempat shalat kami. Kami selalu berdiam diri sambil berdzikir maupun membaca al-qur’an. Ketika mata ini jelalatan *apa ini* melihat kesana kemari, tiba-tiba mata ini tertuju pada langit di atas ka’bah. Subhanallah, Allahu Akbar..... saya belum pernah melihat langit seindah ini, langit yang berwarna merah muda dan biru, ditambah adanya bulan yang berwarna putih, yaaa saya suka sekali dengan bulan, tak henti-hentinya saya ucapkan syukur pada Allah, bernar-benar nikmat Allah yang diberikan begitu indah.

Saya merupakan type orang yang suka mengabadikan moment-moment tertentu, makanya pemandangan langit yang indah itu tidak akan saya sia-siakan. Karena saya tahu, moment seperti itu jarang saya temui. Dan ini penampakkan langit subuh di atas ka’bah


Dan masih banyak monet-monet yang membuat saya merasa takjub :”)

Duuh dari tadi cerita panjang lebar malah beneran netesin air mata *dasar cengeng*
Maaf yaa, si pemblog emang cengeng hehe :””)

Selanjutnya saya sedikit cerita tempat-tempat yang saya datangi pas disana :”)
Di bawah yaaaa...

Foto Masjid Kuba di Madinah



Foto saya ini di Jabal Rahmah


Ini Foto di Masjid Nabawi di Madinah


Ini juga di Masjid Nabawi


Ini juga di Masjid Nabawi, diujung kanan ada si mama xixi

Ini mama di pelataran Masjidil Haram, itu juga ada jam raksasa, kalau ga salah itu dibawahnya ada hotel sama mall grand zamzam *maaf kalau salah*

Padang Pasir di peternakkan Unta

Ini di dalem Masjidil Haram

Saya, mas dani dan mama waktu di Jeddah.
Katanya sih itu mirip sepedahnya Nabi Adam a.s hahha yaa wallahu’alam

Ini di peternakan unta bareng sama jamaah umroh lainnya (satu travel)


Foto ini saya ambil dari lantai 2 tempat tawaf

Ini tangan saya pas pegang dan mau meluk ka’bah. Masih sempet-sempetnya foto, padahal ini lagi dempet-dempettan dan dalam keadaan banjir nangis *aneh emang saya* :”)
Waktu mama sama mas dani meluk ka’bah, dan disini saya bener-bener liat mas dni nangis terisak sambil menyebut nama bapak :”), begitu juga dengan mama

Ini foto waktu di Masjid Nabawi di Madinah

Pagi hari di dekat ka’bah, sambil dhuha’an
Ini niatnya foto mama dari samping, eeh malah keambil kepalanya aja, karna suananya rame banget disini :”)


Duhhh kayanya segini aja yaa cerita-ceritanya.. udah kebanyakkan...
Sebenernya masih banyak lagi foto-fotonya, tapi takut nyampah hehe :”)

Cerita ini tidak bermaksud pamer, hanya ingin berbagi cerita aja ke blogger. Dan semoga buat yang belum pernah kesini bisa kesini, dan yang sudah pernah kesini bisa kesini lagi. Aamiin Allahumma’aamiin :”)

NB : Foto-foto yang di share merupakan foto asli yang saya ambil dari smartphone saya, tidak percaya ? bukti ada disaya dan bisa minta ke saya J

Terimakasih blogger......


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh







Instagram : khantydwi
Facebook : Khanty Dwi Ichtyantri
Twitter   : khantydwi