HIJRAHKU
Setiap
orang pasti memiliki sebuah masa lalu. Entah masa lalu yang kelam atau justru
sebaliknya. Dari setiap masa lalu itu pasti akan menyisakan sebuah kenangan
yang amat berarti bagi para si pemilik pengalaman tersebut. Tak terkecuali bagi
diriku.
Pahit
manisnya sebuah pengalaman hidup, menjadikan ku seorang wanita yang terus
belajar dari sebuah kesalahan masa lalu. Getirnya kehidupan pun memberikan
kejelasan pada ku, bahwa hidup harus terus berjalan, meskipun semua harus
berawal dari sebuah kesalahan. Bahkan isak tangis pun tak pernah berhenti untuk
selalu ada dan menemani disetiap teringat semua kesalahan itu. Mungkin kalau
air mata bisa berbicara, aku yakin ia akan mengatakan bahwa ia sudah bosan
keluar dan menetas di wajahku. Atau mungkin ia akan marah karena ia takut jika
ia tidak bisa lagi menetes dan mengalir jatuh ke pipiku.
Setiap
wanita pasti ingin terlihat sempurna dan pasti ingin memiliki hidup yang
sempurna pula. Tak jarang seorang wanita rela melakukan apa pun untuk memiliki
kesempurnaan itu. Aku salah satu wanita yang ingin sekali memiliki hidup yang
sempurna. Karena kesempurnaan itu lah yang membuat aku menjadi sesosok wanita
yang terlihat begitu bahagia tanpa menyadari bahwa ada Tuhan yang jauh lebih
sempurna dibanding diriku. Dan sebuah kesempurnaan itu harus aku awali dengan
sebuah kesalahan.
Semua manusia
pasti pernah melakukan kesalahan, bahkan tak sedikit dari mereka yang merasa
menyesal dan berharap kesalahan itu tidak akan terulang lagi. Dan aku, sama seperti
mereka yang pernah melakukan sebuah kesalahan, tidak! bukan hanya sebuah, namun
banyak sekali kesalahan yang pernah aku lakukan.
Entah
apa yang terjadi pada diriku saat ini. Akhir-akhir ini aku selalu merasa
gelisah, selalu bersedih, terkadang marah bahkan aku merasa tidak tenang dengan
hidupku saat ini. Bekali-kali aku mencoba menenangkan diri dan berdo’a namun
aku masih belum bisa menemukan jawaban atas kegelisahanku saat ini. Sampai pada
akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita yang mengenakan khimar syar’i, dan
aku merasa sejuk kala melihat wanita itu. Subhanallah, Maha Besar Allah.
Wanita itu
bernama Tari, dia salah satu teman baruku di kampus. Aku banyak belajar
mengenai agama dari dia, dia pula saah satu orang yang mampu menyadarkanku akan
pentingnya berhijab. Awalnya aku bertanya pada dia, mengapa ia menggunakan
hijab syar’i, apa yang mendorong ia menggunakan hijab syar’i. Dan ia hanya
menjawab “Itu Perintah Allah”. Kemudian
ia menyuruhku membuka Al-Qur’an dan menbaca surat Al-A’Raf ayat 26 yang artinya
:
“Wahai
anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi
auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa, itulah yang lebih
baik. Demikianlah sebahagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
ingat.” (Al-A’Raf: 26)
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku
lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang
dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi
hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti
punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium
aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR.
Muslim)
Banyak surat dan hadis yang dia
tunjukkan mengenai perintah berhijab, banyak hal yang aku pelajari dari Tari,
ia pun mengajarkan padaku mengenai seorang wanita yang shaleha. Hati ini merasa
tenang dan senang mendengar semua hal yang Tari ceritakan mengenai wanita
shaleha padaku. Aku sempat berpikir mungkinkan ini jawaban atas kegelisahanku ?,
mungkinkah Allah menyuruhku untuk memperbaiki diriku ?. Beberapa hari aku
memikirkan tentang semua ini, aku terus bertanya pada guru ngajiku mengenai
hijab yang di anjurkan Allah. Dan memang jawaban yang meyakinkan hati bahwa
berhijab dan menutup aurat itu perintah Allah SWT. Dan mulai saai itu lah aku
meniatkan diriku untuk memperbaiki dri dan menggunakan hijab yang memang sesuai
anjuran Allah SWT. Bismillah
Secara perlahan, proses demi
proses aku mulai mengubah diriku menjadi wanita yang lebih mendekatkan diri
pada Allah dan mencoba menggunakan hijab yang memang sesuai dengan anjuran
Allah SWT. Semakin hari aku semakin merasa tenang saat lebih mendekatkan diri
pada Allah, dan dengan menggunakan hijab pun aku merasa memiliki kesejukkan
diri. Hari demi hari aku terus memperbaiki diriku, berkaca dan bermuhasabah
diri akan semua kesalahan yang pernah aku perbuat. Dan mungkin ini jalan yang
Allah inginkan untukku, dan mungkin ini jawaban atas semua kegelisahan yang aku
alami.
Berubah menjadi lebih baik itu
bukan berarti tidak ada halangan. Banyak sekali halangan, godaan bahkan ejekkan
yang aku dapatkan saat aku memutuskan untuk berhijab dengan baik. Banyak yang
mendukung, tidak sedikit pula yang mengejek dan merasa heran karena perubahanku
ini.
“Zaa… kok kamu berubah ? “
“Zaa… kamu kenapa ?”
“Zaa…mau ngaji dimana ?”
“Zaa..pake taplak meja itu ? kerudung lebar
gitu ?”
“Zaa..jangan sok sok’an alim gitu ah, gak
cocok!”
“Zaa… kena angin apa kok jadi kaya gini ?”
“Alizaa, lu tuh gak pantes kaya gitu, berandal
mah berandal aja gak usah sok alim gitu..”
Dan masih
banyak lagi pertanyaan dan ucapan yang mereka berikan saat melihatku berubah
menjadi sosok yang lebih baik lagi. Astaghfirullah haladzim…
Jujur, saat itu aku merasa down
aku merasa sedih, kenapa disaat aku ingin berubah menjadi lebih baik tapi
banyak yang menggunjing perubahanku. Sampai pada akhirnya aku bertanya pada Tari
“Tari, apa dulu saat Tari memutuskan bersyar’i banyak yang mengejek Tari ?
Sejelek itukah masa lalu aku sampai mereka mengejekku ?” tanyaku sambil
menunjukkan wajah lesu , “Ejekkan itu wajar Aliza, mungkin mereka semua bingung
karena kamu berubah seperti ini. Kamu hanya perlu memberi mereka senyuman saat
mereka mengejek kamu. Toh perubahan kamu ini kan karena Allah jadi untuk apa
malu.. biarkan orang lain bercerita tentang masa lalu kamu, saat ini yang harus
kamu pikirkan adalah masa depan kamu. Biarkan orang lain berkomentar tentang
masa lalu kamu, yang terpenting saat ini kamu sudah berusaha memperbaiki diri
kamu, dan itu merupakan hal yang sangat Allah sukai. Jadi kamu gak perlu
khawatir” Senyum Tari sambil menenangkan hatiku.
Tari pun
menunjukkan sebuah kalimat bahwa :
“Saat kamu berubah mengikuti ajaran-ajaran Allah untuk bersyar’i,
maka kamu harus siap untuk digunjingkan oleh orang, teman bahkan orang tuamu
sekalipun. Tapi kamu tidak perlu takut, karena Allah akan membalas gunjingan
itu dengan rencana indah untukmu.”
Mendengar penjelasan dan
dorongan yang Tari berikan, aku semakin kuat akan gunjingan dari oaring lain dan
semakin terus percaya diri akan perubahanku ini. Aku tidak perlu takut dan
harus lebih menguatkan imanku agar tidak terjerumus kembali…
Do’a-ku
Ya Allah, aku tahu aku tidak sempurna
Aku tahu, aku ini pendosa……
Namun, bukankah pintu ampunan-Mu lebih besar
bagi mereka yang mau bertaubat ?
Aku mohon Ya Allah
Berikan aku kekuatan untuk tetap istiqomah
menjalani hari-hariku sesuai syari’at-Mu Ya Allah
Kerena hanya pada-Mu akan ku dapati
kesempurnaan diri
Untuk menuju Syugra-Mu yang kekal dan abadi..
Aku pun hanya perlu mendo’a-kan
mereka yang memang menggunjing dan mengejekku, semoga mereka dibukakan pintu
hatinya oleh Allah. Dan yang lebih aku sykuri, aku memiliki kedua orang tua
yang memang sepenuhnya mendukung apa yang aku lakukan. Selagi semua itu masih
sesuai aturan dan ajaran agama, beliau sepenuhnya menyerahkan kepadaku atas
jalan yang ku pilih. Bahkan saat ini banyak pula teman-teman yang mendukung
perubahanku, bahwa tak sedikit dari mereka yang senang melihat perubahanku. Bahkan
diantara mereka pun ada yang berniat untuk berhijrah sama sepertiku. Aamiin Ya
Rabbal’alaamiin, semoga mereka sesegera mungkin berhijrah menjadi lebih baik.
Ucapanku,
Terimakasih
Ya Allah, Engkau kuatkan diri dan hati ini untuk berhijrah menjadi lebih baik.
Engkau mudahkan jalanku untuk memahami hidayah-Mu, dan Engkau berikanku
orang-orang yang mampu saling mendukung dan saling menguatkan untuk terus
beristiqomah…
Semua
ini karena Allah SWT.