Sabtu, 07 Juni 2014

Hijrah-ku

HIJRAHKU

Setiap orang pasti memiliki sebuah masa lalu. Entah masa lalu yang kelam atau justru sebaliknya. Dari setiap masa lalu itu pasti akan menyisakan sebuah kenangan yang amat berarti bagi para si pemilik pengalaman tersebut. Tak terkecuali bagi diriku.
Pahit manisnya sebuah pengalaman hidup, menjadikan ku seorang wanita yang terus belajar dari sebuah kesalahan masa lalu. Getirnya kehidupan pun memberikan kejelasan pada ku, bahwa hidup harus terus berjalan, meskipun semua harus berawal dari sebuah kesalahan. Bahkan isak tangis pun tak pernah berhenti untuk selalu ada dan menemani disetiap teringat semua kesalahan itu. Mungkin kalau air mata bisa berbicara, aku yakin ia akan mengatakan bahwa ia sudah bosan keluar dan menetas di wajahku. Atau mungkin ia akan marah karena ia takut jika ia tidak bisa lagi menetes dan mengalir jatuh ke pipiku.
Setiap wanita pasti ingin terlihat sempurna dan pasti ingin memiliki hidup yang sempurna pula. Tak jarang seorang wanita rela melakukan apa pun untuk memiliki kesempurnaan itu. Aku salah satu wanita yang ingin sekali memiliki hidup yang sempurna. Karena kesempurnaan itu lah yang membuat aku menjadi sesosok wanita yang terlihat begitu bahagia tanpa menyadari bahwa ada Tuhan yang jauh lebih sempurna dibanding diriku. Dan sebuah kesempurnaan itu harus aku awali dengan sebuah kesalahan.
Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan, bahkan tak sedikit dari mereka yang merasa menyesal dan berharap kesalahan itu tidak akan terulang lagi. Dan aku, sama seperti mereka yang pernah melakukan sebuah kesalahan, tidak! bukan hanya sebuah, namun banyak sekali kesalahan yang pernah aku lakukan.
Entah apa yang terjadi pada diriku saat ini. Akhir-akhir ini aku selalu merasa gelisah, selalu bersedih, terkadang marah bahkan aku merasa tidak tenang dengan hidupku saat ini. Bekali-kali aku mencoba menenangkan diri dan berdo’a namun aku masih belum bisa menemukan jawaban atas kegelisahanku saat ini. Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita yang mengenakan khimar syar’i, dan aku merasa sejuk kala melihat wanita itu. Subhanallah, Maha Besar Allah.
Wanita itu bernama Tari, dia salah satu teman baruku di kampus. Aku banyak belajar mengenai agama dari dia, dia pula saah satu orang yang mampu menyadarkanku akan pentingnya berhijab. Awalnya aku bertanya pada dia, mengapa ia menggunakan hijab syar’i, apa yang mendorong ia menggunakan hijab syar’i. Dan ia hanya menjawab “Itu Perintah Allah”.  Kemudian ia menyuruhku membuka Al-Qur’an dan menbaca surat Al-A’Raf ayat 26 yang artinya :
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebahagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (Al-A’Raf: 26)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
               
                Banyak surat dan hadis yang dia tunjukkan mengenai perintah berhijab, banyak hal yang aku pelajari dari Tari, ia pun mengajarkan padaku mengenai seorang wanita yang shaleha. Hati ini merasa tenang dan senang mendengar semua hal yang Tari ceritakan mengenai wanita shaleha padaku. Aku sempat berpikir mungkinkan ini jawaban atas kegelisahanku ?, mungkinkah Allah menyuruhku untuk memperbaiki diriku ?. Beberapa hari aku memikirkan tentang semua ini, aku terus bertanya pada guru ngajiku mengenai hijab yang di anjurkan Allah. Dan memang jawaban yang meyakinkan hati bahwa berhijab dan menutup aurat itu perintah Allah SWT. Dan mulai saai itu lah aku meniatkan diriku untuk memperbaiki dri dan menggunakan hijab yang memang sesuai anjuran Allah SWT. Bismillah
                Secara perlahan, proses demi proses aku mulai mengubah diriku menjadi wanita yang lebih mendekatkan diri pada Allah dan mencoba menggunakan hijab yang memang sesuai dengan anjuran Allah SWT. Semakin hari aku semakin merasa tenang saat lebih mendekatkan diri pada Allah, dan dengan menggunakan hijab pun aku merasa memiliki kesejukkan diri. Hari demi hari aku terus memperbaiki diriku, berkaca dan bermuhasabah diri akan semua kesalahan yang pernah aku perbuat. Dan mungkin ini jalan yang Allah inginkan untukku, dan mungkin ini jawaban atas semua kegelisahan yang aku alami.
                Berubah menjadi lebih baik itu bukan berarti tidak ada halangan. Banyak sekali halangan, godaan bahkan ejekkan yang aku dapatkan saat aku memutuskan untuk berhijab dengan baik. Banyak yang mendukung, tidak sedikit pula yang mengejek dan merasa heran karena perubahanku ini.
“Zaa… kok kamu berubah ? “
“Zaa… kamu kenapa ?”
“Zaa…mau ngaji dimana ?”
“Zaa..pake taplak meja itu ? kerudung lebar gitu ?”
“Zaa..jangan sok sok’an alim gitu ah, gak cocok!”
“Zaa… kena angin apa kok jadi kaya gini ?”
“Alizaa, lu tuh gak pantes kaya gitu, berandal mah berandal aja gak usah sok alim gitu..”
Dan masih banyak lagi pertanyaan dan ucapan yang mereka berikan saat melihatku berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi. Astaghfirullah haladzim…
                Jujur, saat itu aku merasa down aku merasa sedih, kenapa disaat aku ingin berubah menjadi lebih baik tapi banyak yang menggunjing perubahanku. Sampai pada akhirnya aku bertanya pada Tari “Tari, apa dulu saat Tari memutuskan bersyar’i banyak yang mengejek Tari ? Sejelek itukah masa lalu aku sampai mereka mengejekku ?” tanyaku sambil menunjukkan wajah lesu , “Ejekkan itu wajar Aliza, mungkin mereka semua bingung karena kamu berubah seperti ini. Kamu hanya perlu memberi mereka senyuman saat mereka mengejek kamu. Toh perubahan kamu ini kan karena Allah jadi untuk apa malu.. biarkan orang lain bercerita tentang masa lalu kamu, saat ini yang harus kamu pikirkan adalah masa depan kamu. Biarkan orang lain berkomentar tentang masa lalu kamu, yang terpenting saat ini kamu sudah berusaha memperbaiki diri kamu, dan itu merupakan hal yang sangat Allah sukai. Jadi kamu gak perlu khawatir” Senyum Tari sambil menenangkan hatiku.
Tari pun menunjukkan sebuah kalimat bahwa :
“Saat kamu berubah mengikuti ajaran-ajaran Allah untuk bersyar’i, maka kamu harus siap untuk digunjingkan oleh orang, teman bahkan orang tuamu sekalipun. Tapi kamu tidak perlu takut, karena Allah akan membalas gunjingan itu dengan rencana indah untukmu.”

                Mendengar penjelasan dan dorongan yang Tari berikan, aku semakin kuat akan gunjingan dari oaring lain dan semakin terus percaya diri akan perubahanku ini. Aku tidak perlu takut dan harus lebih menguatkan imanku agar tidak terjerumus kembali…

Do’a-ku
Ya Allah, aku tahu aku tidak sempurna
Aku tahu, aku ini pendosa……
Namun, bukankah pintu ampunan-Mu lebih besar bagi mereka yang mau bertaubat ?
Aku mohon Ya Allah
Berikan aku kekuatan untuk tetap istiqomah menjalani hari-hariku sesuai syari’at-Mu Ya Allah
Kerena hanya pada-Mu akan ku dapati kesempurnaan diri
Untuk menuju Syugra-Mu yang kekal dan abadi..  
               
                Aku pun hanya perlu mendo’a-kan mereka yang memang menggunjing dan mengejekku, semoga mereka dibukakan pintu hatinya oleh Allah. Dan yang lebih aku sykuri, aku memiliki kedua orang tua yang memang sepenuhnya mendukung apa yang aku lakukan. Selagi semua itu masih sesuai aturan dan ajaran agama, beliau sepenuhnya menyerahkan kepadaku atas jalan yang ku pilih. Bahkan saat ini banyak pula teman-teman yang mendukung perubahanku, bahwa tak sedikit dari mereka yang senang melihat perubahanku. Bahkan diantara mereka pun ada yang berniat untuk berhijrah sama sepertiku. Aamiin Ya Rabbal’alaamiin, semoga mereka sesegera mungkin berhijrah menjadi lebih baik.
Ucapanku,
Terimakasih Ya Allah, Engkau kuatkan diri dan hati ini untuk berhijrah menjadi lebih baik. Engkau mudahkan jalanku untuk memahami hidayah-Mu, dan Engkau berikanku orang-orang yang mampu saling mendukung dan saling menguatkan untuk terus beristiqomah…

Semua ini karena Allah SWT.


1 comments: