KONFLIK
DALAM YAYASAN
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu….
Nama
saya Khanty Dwi Ichtyatri, kali ini saya akan mencoba membuat tulisan mengenai
macam-macam konflik yang terjadi dalam sebuah yayasan yang sebelumnya sudah
saya buat dalam tulisan “Cita-cita membangun Organisasi (Yayasan)” serta
mencari bagaimana cara penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam yayasan.
Sebelumnya saya akan menerangkan pengertian dari konflik.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Dalam
sebuah yayasan yang insya Allah ingin saya dirikan, biasa terdapat suatu
konflik didalamnya, berikut beberapa contoh konflik yang bisa terjadi dalam
sebuah yayasan yang ingin saya dirikan nantinya (Insya Allah)
·
Konflik antar anak (siswa) dalam yayasan
·
Konflik antar sukarelawan (pengajar) atau
staff dalam yayasan
·
Konflik yang terjadi karena ketidak
setujuan orang tua anak (siswa) jika anaknya masuk dalam yayasan ini
·
Munculnya kelompok-kelompok
atau geng antar anak (siswa)
Dalam sebuah organisasi (yayasan) memang biasanya terjadi suatu
konflik, namun tidak ada konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang
baik, berikut beberapa cara yang menurut saya mampu menangani dan menyeselaikan
konflik yang terjadi dalam organisasi atau yayasan yang ingin saya dirikan :
·
Untuk konflik yang terjadi
antar siswa dalam yayasan seperti perkelahian, bisa diselesaikan dengan
menanyakan terlebih dahulu apa penyebab konflik yang terjadi antar siswa
tersebut, kemudian mengajak berbicara baik dengan siswa yang sedang mengalami
konflik, kemudian memberikan masukan dan nasehat bahwa pertengkaran itu tidak
baik dan memberitahu bahwa Allah tidak suka dengan manusia yang senang atau
gemar berkelahi.
·
Permasalahan antar sukarelawan
bisa diselesaikan dengan melakukan perundingan antara kedua belah pihak yang
berseteru, menanyakan awal peramasalahan dan mencari jalan keluar secara
bersama-sama, sesuai keinginan kedua belah pihak. Jika permasalahan berawal
karena masalah pribadi sebaiknya penengah memberitahu bahwa seharusnya
permasalahn pribadi tidak perlu dibawa ke dalam organisasi (yayasa)
·
Jika orang tua atau wali
dari anak-anak (murid) dalam yayasan tidak setuju bila anak mereka menuntut
ilmu dalam yayasan, sebaiknya diberi tahu terlebih dahulu kepada orang tua atau
wali tersebut akan pentingnya pendidikan bagi anak mereka dan larangan
mempekerjakan anak di bawah umur untuk mencari uang. Kemudian menerangkan bahwa
dalam yayasan anak-anak akan di ajarkan cara-cara berwirausaha dengan membuat
kerajinan tangan yang nantinya bisa dijual kembali, dan anak-anak tidak perlu
menjadi pengemis atau mengamen di jalan.
·
Memberi pelajaran atau pendidikan
mengenai kehidupan social kepada murid, bahwa membuat geng merupakan salah satu
factor yang mendukung terjadinya tawuran antar kelompok lain dan member
masukkan bahwa indahnya perbedaan mampu member warna dalam kehidupan dan mampu
menegakkan sikap saling menghargai antar sesama.
Untuk menangani kasus konflik ini peran orang tua pun dibutuhkan
agar anak mampu mengendalikan emosinya. Itu lah beberapa contoh konflik yang
menurut saya bisa terjadi dalam sebuah organisasi terutama yayasan yang ingin
saya dirikan, dan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.