Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Waaah udah lama yaa
saya tidak bercuap-cuap ditempat ini, udah banyak debu sama sarang laba-laba
nih, mesti di sapu sama dip el *ga jelas*
Mau sedikit bikin
cerita nih, tentang pengalaman yang tak terduga :”), boleh yaaa, yuk aah mulai
aja biar gak makin lama
Entah harus
bahagia atau sedih yang harus saya rasakan saat saya benar-benar tiba dan
menginjak tanah Arab saat itu. Bahagia karena saya bisa pergi menjalankan
ibadah umroh bersama mama serta kakak saya. Sedih karena bapak tidak ikut serta
bersama kami, namun saya yakin, bapak pasti tahu dan liat bahwa kami akhirnya
bisa menjalankan ibadah umroh yang memang sudah direncanakan oleh bapak
sebelumnya.
Yaaa...
ibadah umroh ini memang ibadah yang direncanakan sebelumnya. Bapak ingin sekali
mengajak istri dan kedua anaknya untuk menjalankan ibadah umroh bersama-sama,
walaupun saya tidak mengetahui rencana itu sebelumnya. Namun apa daya, keadaan
bapak saat itu memang sangat tidak mendukung, penyakit jantung bapak kumat dan
harus sering check up ke rumah sakit serta tidak bisa lepas dari pengawasan
dokter. Dokter pun tidak mengijinkan bapak untuk terlalu banyak melakukan
aktivitas, kerena dapat menyebabkan penyakit jantung bapak kumat.
Sampai pada
tanggal 23 Mei 2015 bapak menghembuskan nafas terakhirnya. Jujur hari itu
benar-benar hari yang membuat saya merasa hancur sangat hancur. Saya tidak bisa
terima keadaan saat itu, saya tidak mau ditinggal bapak, saya tidak siap. Saya
kecewa, kesal, marah kenapa Allah begitu cepat memanggil bapak, kenapa Allah
tidak memberi waktu yang lama buat bapak. Saya belum bisa membahagiakan bapak,
saya belum bisa memberi apa-apa ke bapak, saya belum bisa membuat bapak bangga punya
anak seperti saya. Saya hancur, melihat
bapak yang terbujur kaku di depan mata saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan
selain menangis. Namun saya sadar, saya sayang sama bapak namun Allah jauh
lebih sayang sama bapak. Saya sadar, Allah tidak mau bapak terus menerus
merasakan sakit.
Tepat jam
12.30 malam waktu daerah setempat (Jeddah) saya beserta jamaah umroh lainnya
tiba di bandara King Abdul Azis. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke
Madinah yang di tempuh selama 4 jam dari Jeddah. Selama perjalanan saya merasa
takjub dengan pemandangan gurun pasir
dan gunung bebatuan yang ada di kanan dan kiri jalan. Allahuakbar, Allah Maha
Besar. Begitu besar kuasa Mu Ya Allah.
Selamat di
perjalanan, di sisi kanan dan kiri jalan dipenuhi gunung bebatuan
Setibanya di
Madinah hati saya semakin berdebar-debar, air mata turun begitu deras. Tidak
ada kata-kata yang saya ucapkan selain kata-kata bersyukur karna saya diberi
kesempatan untuk datang dan tiba di tempat ini. Yaaa Masjiid Nabawi, dimana
tempat ini merupakan masjid yang didalamnya berada makan Nabi para umat Islam,
Nabi akhir jaman Nabi Muhammad S.A.W
Di Masjid ini
saya bertemu dengan semua umat islam dari berbagai Negara dari Turki,
Palestina, India, Mesir, Malaysia, Singapura, Brazil dan masih banyak lainnya.
Di Masjid Nabawi saya mengalami peristiwa yang tak disangka, dimulai sering di
sapa oleh orang-orang yang ada di Masjid Nabawi, diberikan air minum, diberikan
kurma sampai ada yang memeluk dan mencium pipi saya (wanita kok wanita).
Subhanallah benar-benar indahnya umat islam yang saling menyayangi :”)
Sampai pada suatu siang
sebelum shalat zuhur, dua (2) orang wanita cantik berkulit putih menghampiri
saya dan rombongan jamaah umroh lainnya yang sedang duduk menunggu waktu zuhur,
lalu dia mengatakan
“Assalamu’alaikum,
can speak English ?”
tanpa ragu tiba-tiba
sayang menjawab “Yes” dengan wajah penuh senyum.
Kemudian wanita itu
bertanya kembali “From Indonesia right ?”,
“Of course” jawab saya.
Dengan wajah penuh
senang 2 wanita itu mengatakan bahwa dia ingin berfoto bersana dengan saya dan
ibu-ibu jamaah lainnya. 2 wanita ini berasal dari Palestine, 2 wanita ini
mengatakan bahwa iya seneng dan suka dengan orang-orang Indonesia, dia
mengatakan bahwa orang-orang Indonesia baik-baik, sopan dan mau membantu,
selalu membantu Negaranya. Oleh karena itu 2 wanita ini ingin sekali foto
bersama kami (saya beserta ibu-ibu jamaah lainnya dari travel yang saya ikuti),
setelah selesai 2 wanita ini memeluk saya mencium pipi saya. Jujur entah apa
yang terjadi pada diri saya, saat itu saya merasa senang dan bahagis bisa
bertemu dengan 2 wanita itu, terlebih-lebih mereka mengatakan bahwa mereka suka
dan senang dengan orang Indonesia. Namun sayangnya, saya tidak bertanya siapa
nama mereka berdua dan saya tidak mengabadikan moment itu di camera saya L
Setelah 3
hari di Madinah saya, mama, mas dani dan jamaah lainnya melanjutkan perjalanan
ke kota Makkah, namun sebelum ke kota makkah, kami semua melakukan kegiatan mikot
sebelum umroh di masjid bir ali, setelah itu baru kama melanjutkan perjalanan
ke masjidil haram di kota makkah. Kurang lebih 5 jam kami menempuh perjalanan
kesana (diselingi istirahat).
Sesampainya
di kota makkah, suasana sedikit berbeda, angin yang berhembus terasa kencang
karena memang Madinah dan Makkah memang sedang mengalami musim dingin, namun
dingin di Makkah lebih dingin dari pada di Madinah. Saya dan jamaah lainnya
istirahat terlebih dahulu di hotel sampai menunggu waktunya tawaf. Tepat jam 1
saya dan jamaah melanjutkan ibadah tawaf dan menuju ke dalam Masjidil Haram.
Ketika masuk masjid, jantung saya terasa berdebar kencang, ditambah saat
melihat ka’bah secara langsung, semakin berdebar-debar hati saya. Tak
henti-hentinya saya mengucapkan syukur serta mengucapkan kalimat talbiyah,
subhanallah ya Allah saya masih tidak percaya saya bisa kesini, saya bisa
melihat ka’bah secara langsung dan dari dekat (karena biasanya melihat ka’bah dari gambar, sekarang bisa
melihat secara langsung). Ya ALLAH....
Jujur saat
melihat ka’bah dan selama tawaf yang ada di pikiran saya hanyalah Bapak, saya
rindu bapak, saya ingin bertemu dengan bapak. Air mata tak henti-hentinya
mengalir ke pipi saya, sambil agak terisak saya mengucap kalimat talbiyah.
Semua orang yang ada di sekeliling saya (jamaah travel) termasuk mama, hanya
bisa mengelus-elus pundak saya, mencoba untuk membantu menghentikan tangis yang
terasa terisak dari bibir saya.
Selesai tawaf, banyak
do’a yang saya panjatkan, saya paham kesempatan seperti ini sangat sulit
didapatkan,saya harus memanfaatkan kesempatan ini dengan terus dan banyak
berdo’a serta mengucap rasa syukur atas apa yang telah Allah telah berikan.
Semakin lama, air
mata semakin mengalir, hanya bapak yang saya ingat saat itu
“Bapak, ade kangen
sama bapak. Ade, mama sama mas sudah sampai sini pak, kita sampai sini dengan
selamat pak. Bapak yang ingin kita semua hadir disini bersama-sama pak, bapak
yang ingin kita ibadah sama-sama. Bapak ade sayang bapak, ade kangen bapak, ade
mau lihat bapak.”
“Ya Allah Ya Rahman
Ya Rahim, hanya kepada-Mu aku memohon dan meminta, terpatkan bapakku disisimi,
disisi yang terbaik dan terindah di Jannah Mu Ya Allah, Lindungi dan jaga bapak
disana Ya Allah, jauhkanlah bapak dari panasnya api neraka Ya Allah, berikan
bapak kebahagiaan disana. Serta berikan aku kekuatan serta ketegaran untuk
menghadapi ini semua Ya Allah, dan berikan aku selalu kemudahan, serta
kelancaraan hidup agar aku bisa membahagiakan mama serta kakakku, beriaku
kesehatan agar aku mampu menjaga mama serta kakakku Ya Allah”
Semakin deras air
mata yang jatuh ke pipi.
Yaaa mungkin itu
segelintir do’a yang bisa saya ucapkan *masih banyak lagi*
*stop dulu yaa
nangis-nangisnya, makin nyesek takut gak bisa napas #deritapenyakitkecil*
Lanjuttt.....
Setelah
menyelesaikan tawaf, kemudia dilanjutkan dengan sa’i (jalan dari bukit safa ke
marwah untuk laki-laki berlari kecil) dan tahalul (gunting rambut). Selesai
melaksanakan ibadah umrah yang utama (untuk diri sendiri) saya, mama dan mas
dani melanjutkan ibadah di depan ka’bah sambil menunggu waktu subuh, karena
waktu setempat sudah menunjjukkan jam 04.00 pagi.
Walaupun jam
04.00 pagi, disini tidak pernah kenal kata sepi, selalu ramai, selalu padat.
Banyak dari mereka yang masih melaksanakan ibadah tawaf atau sekedar berdo’a,
dzikir ataupun membaca al-qur’an di depan altar dekat ka’bah.
Ohiya kalau
di Arab (Madinah & Makkah) terdapat 2 kali adzan. Adzan pertama untuk
panggilan shalat tasbih dan tahajud, adzan kedua (selang 1 jam’an) itu adzan
untuk shalat subuh. Jarak antara adzan dan ikomat pun sekitar 30 menit-an.
Betah deh pokoknya disana, ibadah tuh rasanya tenang, dan merasa selalu
diingatkan. Dan saya tuh paling betah duduk di dekat ka’bah, gak mau beranjak
rasanya.
Setelah
shalat subuh, saya, mama dan mas dani tidak langsung beranjak dari tempat
shalat kami. Kami selalu berdiam diri sambil berdzikir maupun membaca
al-qur’an. Ketika mata ini jelalatan *apa ini* melihat kesana kemari, tiba-tiba
mata ini tertuju pada langit di atas ka’bah. Subhanallah, Allahu Akbar.....
saya belum pernah melihat langit seindah ini, langit yang berwarna merah muda
dan biru, ditambah adanya bulan yang berwarna putih, yaaa saya suka sekali
dengan bulan, tak henti-hentinya saya ucapkan syukur pada Allah, bernar-benar
nikmat Allah yang diberikan begitu indah.
Saya
merupakan type orang yang suka mengabadikan moment-moment tertentu, makanya
pemandangan langit yang indah itu tidak akan saya sia-siakan. Karena saya tahu,
moment seperti itu jarang saya temui. Dan ini penampakkan langit subuh di atas
ka’bah
Dan masih banyak
monet-monet yang membuat saya merasa takjub :”)
Duuh dari tadi cerita
panjang lebar malah beneran netesin air mata *dasar cengeng*
Maaf yaa, si pemblog
emang cengeng hehe :””)
Selanjutnya saya
sedikit cerita tempat-tempat yang saya datangi pas disana :”)
Di bawah yaaaa...
Foto Masjid Kuba di
Madinah
Foto saya ini di
Jabal Rahmah
Ini Foto di Masjid
Nabawi di Madinah
Ini juga di Masjid
Nabawi
Ini juga di Masjid
Nabawi, diujung kanan ada si mama xixi
Ini mama di pelataran
Masjidil Haram, itu juga ada jam raksasa, kalau ga salah itu dibawahnya ada
hotel sama mall grand zamzam *maaf kalau salah*
Padang Pasir di peternakkan
Unta
Ini di dalem Masjidil
Haram
Saya, mas dani dan
mama waktu di Jeddah.
Katanya sih itu mirip sepedahnya Nabi Adam a.s hahha yaa wallahu’alam
Ini di peternakan unta bareng sama jamaah
umroh lainnya (satu travel)
Foto ini saya ambil
dari lantai 2 tempat tawaf
Ini tangan saya pas pegang dan mau meluk
ka’bah. Masih sempet-sempetnya foto, padahal ini lagi dempet-dempettan dan
dalam keadaan banjir nangis *aneh emang saya* :”)
Waktu mama sama mas dani meluk ka’bah, dan
disini saya bener-bener liat mas dni nangis terisak sambil menyebut nama bapak
:”), begitu juga dengan mama
Ini foto waktu di Masjid Nabawi di Madinah
Pagi hari di dekat ka’bah, sambil dhuha’an
Ini niatnya foto mama dari samping, eeh
malah keambil kepalanya aja, karna suananya rame banget disini :”)
Duhhh kayanya
segini aja yaa cerita-ceritanya.. udah kebanyakkan...
Sebenernya
masih banyak lagi foto-fotonya, tapi takut nyampah hehe :”)
Cerita ini
tidak bermaksud pamer, hanya ingin berbagi cerita aja ke blogger. Dan semoga
buat yang belum pernah kesini bisa kesini, dan yang sudah pernah kesini bisa
kesini lagi. Aamiin Allahumma’aamiin :”)
NB : Foto-foto
yang di share merupakan foto asli yang saya ambil dari smartphone saya, tidak
percaya ? bukti ada disaya dan bisa minta ke saya J
Terimakasih
blogger......
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Instagram : khantydwi
Facebook : Khanty Dwi Ichtyantri
Twitter : khantydwi
Instagram : khantydwi
Facebook : Khanty Dwi Ichtyantri
Twitter : khantydwi