KETIKA
SEMUANYA HILANG
Gue Deka anak perempuan telahir dalam keluarga yang hidup dengan
kecukupan, gue punya ayah dan
bunda yang sangat menyayangi anak-anaknya. Gue anak sulung dan memiliki satu adik
laki-laki yang amat sangat manja, dia bernama Diki. Banyak orang
bilang gue sama Diki sama sekaki gak ada kemiripan, ya mungin karena dulu pas
bunda hamil gue ga rela punya ade dan gue berharap dia gak mirip sama gue, dan
mungkin Tuhan mengabulkan doa gue. Umur kami berselisih lumayan jauh, umur gue
sekarang 17 tahun sedangkan adik gue berumur 5 tahun, kini gue duduk dibangku
kelas 3 SMA dan adik gue masih TK.
Ayah bekerja sebagai pimpinan di perusahaan milik almarhum kakek
yang selalu sibuk dengan semua
pekerjaannya, sedangkan bunda adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat
senang mengumpulkan teman-temannya dirumah untuk arisan atau hanya sekedar
bergosip ria. Setiap semua permintaan gue dan adik gue mau, pasti selalu di turuti ayah dan bunda.
Ayah dan bunda selalu memanjakan kami dalam segala hal. Gue memiliiki tiga
orang sahabat yang bernama Dita,Andin dan Nuri.
Dita adalah anak seorang pengusaha terkenal di Jakarta,Dita
murid genit yang suka dandan di kelas dan di setiap semua pelajaran dia hanya
sibuk dengan kaca, sisir, dan bedaknya. Andin adalah anak tunggal dari seorang
anggota DPR yang paling suka sama yang namanya belanja ke mall dan beli
barang-barang mahal, sama seperti aku yang suka membuang uang buat hal yang gak
penting. Sedangkan Nuri dia anak paling polos dan norak diantara kita berempat,
dia anak yang paling rajin dan pinter diantara kita berempat (bukan terpinter
di kelas atau di sekolah). Disekolah kami berempat terkenal di semua anak-anak
murid dan guru-guru sekolah. Bukan terkenal karena kecerdasan dan kepintaran
kita
loh!, tapi terkenal sebagai
kelompok anak rusuh yang suka memamerkan kekayaannya.