HAN IN LOVE
Aku ALiza, seorang anak rantauan dari Negri
tetangga, yang diberi kesematan mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan
S1 disalah satu Universitas di Seol. Yaap, disini aku tinggal seoarang diri,
walaupun begitu aku sudah memiliki beberapa teman yang memang satu kampus
bahkan satu jurusan denganku. Salah satu diantara mereka bernama Kristall. Aku dan
Kristall sudah lebih dekat dan kebih akrab dulu, mungkin karena apartemen kami
bersebelahan dan Kristall pun selalu membantu ketika aku menghadapi kesulitan,
terutama kesulitan dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Hidup seorang
diri di Negara asing memang awalnya sangat sulit, karena kehidupan disini
sangat jauh berbeda dengan kehidupan di Negara asalku. Perlahan namun pasti aku
mencoba mempelajari kebiasaan-kebiasan yang dilakukan masyarakat kota ini
dengan bantuan Kristall dan kakaknya. Kristall tinggal bersama kakanya yang
bernama Taeyon, mereka berdua memang asli Seol, karena itu aku selalu meminta
tolong mereka ketika mengalami kesulitan dan mereka pun dengan senang hati akan
membantuku.
Pagi ini aku bersama Kristall berencana untuk
jogging mengelilingi taman ditepian Hangang, atau yang biasa dikenal dengan
nama sungai Han. Sekitar jam 6 pagi setelah shalat subuh aku sudah mempersiapkan
diri untuk jogging. Tiba - tiba terdengar suara handphone berbunyi “Yeoboseyo ? Oh ne ne…”, ternyata telephone tersebut dari Kristall yang
sudah menungguku di depan lobby appartement, kemudian aku pun bergegas turun ke
lobby. Ketika di lobby aku melihat Kristaal bersama Taeyon eonni yang ternyata akan
ikut bersama aku dan Kristall untuk jogging. “Annyeong eonni ? waah ternyata
eonni ikut juga…?”, kataku dengan riang. “Annyeong Liza shii, ne… aku bosan di
kamar, makanya aku mau ikut kalian, biar sekalian fresh juga…”, jawab eonni
Taeyon sambil memelukku. Tak perlu waktu lama kami langung menuju taman di tepi
sungai Han. Selama jogging, tak hentinya mereka menjelaskan cerita tentang
sungai Han, dan mereka menunjukkan tempat-tempat apa saja yang bagus di daerah
sungai Han. Kita sempat berhenti sejenak ditepi sungai Han untuk menikmati
indahnya pemandangan sungai Han. Subhanallah hati terguncang melihat indahnya
pemandangan sungai ini. “Liza ? kamu suka tempat ini ?”, Tanya Kristall padaku.
“Ne… aku suka sekali Kristall, mungkin tempat ini akan menjadi tempat
favoriteku di Seol..”, jawabku dengan sumringah. “Waktu SMA aku sering datang
kesini bersama teman-temanku. Bagaimana kalau kita sering datang kesini juga ?
kamu setuju ?”, Tanya Kristall semangat. “Aaaa setuju bangett Kristall…”, jawabku
dengan semangat sambil mengambil posisi lompat kecil.
Ketika sedang asik berbicara dengan
Kristall dan Taeyon eonni, tiba-tiba terdengar suara pria yang memanggil nama
Kristall. “Yaa….Kristall….”, Teriak si pria itu. Sontak aku dan Kritall
menengok kebelakang melihat siapa yang memanggil Kristall dengan suara kencang.
Ternyata beberapa orang laki-laki yang memang sedang melakukan aktifitas
jogging seperti kami. “Yaa..Oppa. Jongging disini juga ?”, Teriak Kristall
balik. Mereka semua menghampiri kami yang memang sedang duduk menikmati
indahnya sungai Han. “Waah ada Taeyon nuna juga. Iya kita lagi jogging-jogging
ganteng aja nih disini. Itu siapa ?”, Tanya si laki-laki pada Kristall sambil
melihat kearahku. “Ohyaa kenalin oppa, ini ALiza chingu baru aku dari Negara tetangga”,
jawab Kristall sambil merangkul pundakku. Pria itu mengulurkan tangannya
padaku. Karena aku tidak terbiasa berjabat tangan dengan seorang pria, maka aku
menundukkan badanku sambil mengucap, “Joesonghamnida,
jonen ALiza imnida..” dan semua laki-laki itu membungkukkan
badannya. “Mianhae oppa, chingu yang satu ini special jadi tidak bisa
dipermainkan”, kata Kristall melanjutkan. “Liza, ini Chanyeol oppa dia emang
suka sksd gitu orangnya, tapi baik kok. Yang pakai jaket hitam itu Kyungsoo
oppa, sebelah kanannya itu Luhan oppa, Sehun, Tao dan Suho oppa. Mereka semua
teman-teman aku.”, kata Kristall menjelaskan padaku. Aku hanya memberi senyuman
pada mereka semua.
Tiba-tiba Taeyon eonni yang dari tadi
asik mendengarkan musik, tiba-tiba mengajukan pertanyaan “Loh Baekhyun shii
kemana ?”, “Tadi mau ikut nuna, tapi dia tiba-tiba sakit perut jadi gak ikut
deh nuna”, jelas sehun yang dari tadi kelihatan gak bisa diam karena terus-terusan
bercanda dengan Tao. Entah hanya perasaanku saja atau memang kenyataan, aku
melihat Chanyeol oppa memandangiku dengan mata yang mengerikan. Agak risih sih
ya diliatin pria yang baru di kenal, tapi aku berpikir positif, mungkin pria Korea
kalau menatap wanita memang seperti itu. Aku juga gak terlalu mikirin sih. Kemudian
kami semua melanjutkan jogging bersama. Lagi-lagi aku memergoki Chanyeol oppa
melirikku, kali ini beneran terasa risih, aku mencoba menggeser kearah Taeyon
eonni yang memang sedang asik mendengarkan musik dari headsetnya. “Wae..?”, Tanya
Taeyon eonni padaku. “Anio eonni..”, jawabku dengan senyum. Ketika selesai
jogging, aku diajak Kristall untuk sarapan pagi bersama dengan yang lain, karena
memang perutku juga sudah mulai keroncongan, aku pun tidak menolak ajakan
Kristall.
Sesampainya ditempat makan, entah kenapa
Chanyeol oppa memilih tempat duduk yang berada persis di depanku. “Hyung,
disini hyung disini”, teriak Sehun yang menyuruh Chanyeol oppa untuk duduk
disampingnya, namun tidak ada balasan dari Chanyeol oppa. Tiba-tiba Kyungsoo
oppa datang tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan langsung menarik kuping
Chanyeol oppa untuk pindah posisi tempat duduk. “Aaaaa..appa..apaa…”, teriak
Chanyeol oppa kesakitan. Semua orang tertawa termaksud aku, yang melihat
kejadian itu. Walaupun posisi tempat duduknya sudah pindah, tetap saja Chanyeol
oppa mencuri-curi lirikkan ke arahku. Perasaan risih itu hilang dan timbul
perasaan deg-degan “Duuuh aLiza please deh apaan sih pake degdegan segala ??”,
ucapku dalam hati. Kristall pun memesankan makanan untukku, sesampainya makanan
tiba, ternyatan makanan yang dipesankan Kristall untukku tertukar dengan makanan
pesanan Chanyeol oppa, mau tidak mau aku harus ke meja Chanyeol oppa untuk
menukar makanannya. “Mianhae oppa, sepertinya makanan kita tertukar ?”, ucapku
pada Chanyeol oppa. “Mwo ? Ohiya pantesan aku bingung kok yang dateng ini yaa..”,
jawab Chanyeol oppa. “Gomawo..” ucap Chanyeol
oppa lagi sambil tersenyum. Aku pun hanya membalas dengan senyuman singkat dan
langsung kembali ke tempat dudukku. Ketika sarapan selesai disantap kami semua
kembali ke rumah masing-masing.
Siang hari aku menghabiskan waktu dengan membaca
novel-novel yang memang belum sempat aku baca karena terhalang oleh tugas-tugas
kuliah yang menumpuk. “Ting nong..”, bunyi bel dari kamar appartementku. Bergegas
aku keluar, ternyata Kristall yang berdiri di depan pintu dengan membawa
sepiring kue yang berwarna pink dan hijau. “Ini untukmu Lizaa”, kata Kritall
sambil menodorkan piringnya padaku. “Waaa, Gomawo. Siapa yang buat ini ?”, tanyaku.
“Anio, ini dari Chanyeol oppa.”, jawab Kristall. “Nugu ?”, tanyaku kaget. “Ne,
Chanyeol Oppa. Wae ?”, Tanya Kristall balik. “Anio anio.. Ayoo masuk”, jawabku
menyangkal. “Liza ya… Chanyeol oppa kayanya suka deh sama kamu ?”, kata
Kristall mengejutkan. Aku cuma diam tanpa menjawab sepatah kata pun. “Chanyeol
oppa yang menyuruhku mengantarkan kue ini untukmu. Ohiya dia minta kontak kamu,
boleh aku kasih gak ?” lanjut Kristall. “Buat apa ?”, tanyaku singkat. “Mungkin
dia mau komunikasi sama kamu. Chanyeol oppa itu baik, emang sih keliatannya dia
aneh suka gak jelas gitu, tapi Chanyeol oppa itu baik banget. Dia juga suka
nolong aku sama eonni kalo lagi kesusahan. Chanyeol oppa itu juga sahabatnya
namjachingu Taeyon eonni.”, kata Kristall mencoba menjelaskan. “Namjachingu
Taeyon eonni ? Nugu ?”, tanyaku lagi. “Baekhyun oppa..”, jawab Kristall. Dan aku
baru tahu ternyata, laki-laki yang saat jogging ditanya eonni Taeyon adalah
namjachingu-nya. Dan aku memutuskan untuk tidak memberikan kontk pada Chanyeol
oppa, karena memang aku masih takut dan belum berani dengan orang yang baru aku
kenal.
Keesokkan harinya, aku melakukkan aktifitas
kuliah seperti biasa. Berangkat kuliah selalu bersama Kristall, masuk kelas pun
selalu bersama Kristall, tapi kalau ke kamar mandi gak pernah bareng *ya iya
lah*. Ketika perkuliahan selesai aku memutuskan pergi ke perpustakaan untuk
mencari bahan presentasi minggu depan. Ketika sampai perpustakaan, aku
berpapasan dengan laki-laki yang tidak asing dipenglihatanku. “Ya.. Aliza ?”,
tanyanya sambil menunjukku. “Ne..Kyungsoo oppa ?”,”Ne, kamu masih ingat dengaku
?”, tanyanya balik. “Bagaimana bisa lupa, oppa yang menarik kuping Chanyeol
oppa saat sarapan pagi hehe..”, jawabku menyakinkan. Kemudian kami memutuskan
untuk mencari buku bersama. “Liza, Chanyeol hyung sudah menghubungimu ?”, tanya
Kyungsoo oppa dengan suara yang kecil, karena takut terdengar penjaga
perpustakaan. “Anio, wae oppa ?”, tanyaku balik. “Kemarin dia bilang kalau dia
suka sama kamu pada pandangan pertama, dan dia mencoba untuk meminta kontakmu
sama Kristall.”, jelasnya. Ternyata benar kata Kristall, Chanyeol oppa suka
sama aku. Sebelum aku menjawab Kyungsoo oppa sudah mengajukkan pertanyaan lagi “Kamu
sudah memberi kontakmu ke Chanyeol ?”, ”Anio oppa, aku memang yang menolak
untuk tidak memberikan kontakku pada Chanyeol oppa.” Jawabku jelas. “Wae ?
Chanyeol itu…”, “Sssssst…”, suara dari penjaga perpustakaan yang memutuskan
pembicaraan Kyungsoo oppa karena terlalu keras dan mengganggu pengunjung
lainnya.
Kemudian kami memutuskan untuk keluar dari
perpustakaan dan buku yang dicari pun sudah ada. Ketika keluar perpus, aku
melihat Kristall berjalan dengan seorang laki-laki. Yaaa laki-laki itu tinggi
dan perawakannya pun tidak asing bagiku, itu Chanyeol oppa. Tiba-tiba perasaan
itu muncul lagi, degdegan itu timbul lagi, aku bingung aku panik dan hampir
salting saat itu juga. “Kyungsoo yaaa…”, teriak Chanyeol oppa. “Zaa please zaa
please, don’t be panic. Jangan sampe salting”, ucap dalam hati. “Annyeong.”,
ucap Chanyeol oppa padaku. “Kyungsoo oppa, ajarin aku matematika please.”, ucap
Kristall pada Kyungsoo oppa. “Gaja, kita ke perpustakaan.”, ajak Kyungsoo oppa
pada Kristall. Dan akhirnya mereka meninggalkan kami berdua. Kondisi paling gak
aku suka ya kondisi kaya gini, jadinya awkward banget. Aku Cuma bisa
senyam-senyum gak jelas karna memang bingung apa yang harus dikatakan. “Ke
kantin yuk”, ajak Chanyeol oppa. Lagi-lagi aku tidak bisa berkata apa-apa, aku
hanya menganggukkan kepala dan berjalan menuju kantin. Sampai di kantin
Chanyeol oppa mencoba memulai pembicaraan denganku “Mianhae, kalau seandainya
aku mengganggu kamu..”, “Anio oppa anio”, ucapku memutuskan perkataan Chanyeol
oppa. Sangking geroginya malah memutuskan pembicaraan orang. Yapp akhirnya kami
bisa mengobrol dengan santai karena memang Chanyeol oppa yang membuat suasana
terlihat tidak canggung. Dan pada akhirnya pun aku member kontakku pada
Chanyeol oppa. Sempat beripikir, kenapa disini aku terlihat gampangan sekali
memberika kontak pada orang lain.
Malam harinya terlihat handphone berbunyi, dan
ternyata Chanyeol oppa mengirim pesan padaku. Aku pikir Chanyeol oppa sama
seperti laki-laki lain pada umumnya yang hanya basa-basi ketika mengirim pesan
untuk menanyakan Sedang apa ?, sudah makan ? sudah mandi ? dan pertanyaan lain
yang memang merupakan pertanyaan yang biasanya diajukkan untuk anak kecil. Aku dan
Chanyeol oppa melanjutkan pembicaraan yang kita bicarakan saat di kantin kampus.
Chanyeol oppa menanyakan banyak hal padaku, dari mulai mengapa mengambil kuliah
di Seol ? kemudian apa motivasi kuliah disini, apa visi dan misi hidup yang aku
jalani dan lain sebagainya. Bahkan dari pembicaraan ini kami bisa saling tukar
pendapat dan informasi. Informasi mengenai Seol dan Jakarta.
Semakin hari, hubungan aku sama Chanyeol oppa
semakin baik. Chanyeol oppa juga sering membantuku banyak, hal diantaranya mengerjakan
tugas kampus. Aku dan Kristall pun sering melakukan kegiatan bersama Chanyeol
oppa dan kawan-kawannya. Sampai pada akhirnya Kristall menanyakan hal yang
saama sekali tidak terlintas dibenakku “Zaa, jadi kamu udah jadian sama
Chanyeol oppa ?”, “Hah ? Ya engga lah, kita tuh cuma temenan.”, kataku sambil
tertawa . “Masih ? Chanyeol oppa pernah cerita ke aku kalau dia suka sama kamu,
dia juga cerita ke temen-temennya.”, tanya Kristall serius. “Ayooo zaa jawab…”,
paksa Kristall yang penasaran karena pertanyaanya aku abaikan. “Nanti aja yaa
chingu, aku bingung”, jawabku lemas dan bergegas meninggalkan Kristall.
Pertanyaan Kristall pun menjadi bahan
pemikiranku, “Apa benar Chanyeol oppa suka sama aku ? atau sebatas suka aja ?
apa yang diliat dari aku coba ?. Mana mungkin sih, laki-laki sekeren itu suka
sama gadis rantauan macam aku ini. Apa yang hebat dari aku ? perasaan
biasa-biasa aja deh. Ehh tapi kok aku jadi mikirin ya ? Apa jangan-jangan aku
suka juga ? Aaa…. Aliza Aliza please stop stop, jangan mimpi terus..”, ucapku
dalam hati sambil memukul pelan jidatku. Tak lama setelah tepok jidat,
handphoneku berbunyi dan ternyata itu pesan dari Chanyeol oppa yang berisi
tulisan “Saranghyeo, aku tunggu kamu di taman belakang appartement”. Hati degdegan,
rasanya mau copot, ini maksudnya apa ? ini mimpi bukan ? salah liat nih mata
kayanya min mau naik lagi aaaa…. rasanya gak percaya sama semua ini. “Dateng
gak yaa, dateng gak yaaa ? Kalau dateng tandanya aku beneran suka juga tapi kan
tujuan kesini itu kuliah bukan cari jodoh, kalau gak dateng tapi kan emang
suka. Duuh mesti gimana ini ?”, ucapku rewel. “Chingu yaaaa, wae …? Bingung banget
keliatannya…”, tanya Kristall mengagetkan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun
aku langsung menunjukkan pesan yang dikirim Chanyeol oppa ke Kristall “Tuh kan
bener, sudah sana ke taman, pasti Chanyeol oppa udah nunggu kamu.”, kata
Kristall semangat. “Kristall, kamu tahu kan tujuan aku kesini untuk apa ? Aku
kesini untuk kuliah, bukan untuk cari jodoh. Aku cuma gak mau nantinya malah
mengecewakan ayah dan bunda. Aku ga mau Kristall.”, jawabku lesu. “Yaa chingu,
aku tau tujuan kamu kuliah. Tapi kamu tetep gak akan bisa membohongi hati kamu.
Saat kamu berhubungan dengan Chanyeol oppa, kamu masih bisa focus kuliah kan ?
Chanyeol oppa pun selalu membantu kamu kan ? Aku yakin liza, Chanyeol oppa pasti
akan selalu membimbing kamu.”, bujuk Kristall meyakinkanku.
Tak ada lagi yang bisa aku katakan pada
Kristall, aku hanya diam dan menjawabnya dengan senyuman. Sampai saat ini pun
aku bingung apa yang harus aku lakukan. Tetap datang atau menghindar. Teringat pula
pesan ayah dan bunda yang menyuruh ku agar fokus pada tujuanku untuk kuliah. Tapi
aku juga gak bisa bohongin diri sendiri kalo aku memang menyimpan perasaan itu
juga. Semakin bingung harus bersikap seperti apa. Namun pada akhirnya aku tetap
harus mengambil keputusan. Dan aku memutuskan untuk tidak datang dan pergi ke
tepian sungai Han untuk menenangkan pikiran. Entah berapa jam aku duduk di
pinggiran sungai Han sambil mendengarkan music-music mellow, tiba-tiba ada
seseorang yang memberikan segelas bubble tea kepadaku. Ketika aku melihatnya
ternyata orang itu adalah Chanyeol oppa. Saat itu aku bingung dan super duper
heran, Chanyeol oppa kok bisa tau aku disini, kok mau sih Chanyeol oppa
nyamperin aku kesini. “Oppa ? Mianhae….”, ucpaku. “Gwenchana, aku udah tau
semua”, ucapnya dengan senyuman. “Kristall ? Oppa, tau aku disini juga dari
Kristall ?”, tanyaku penasaran. “Ne… Kristall cerita semua ke aku. Aku nunggu
kamu di taman, tapi kamu ga muncul-muncul. Aku kirim pesan gak kamu bales, aku
telpon pun gak kamu angkat. Makanya aku memutuskan untuk bertanya ke Kristall. Dan
akhirnya Kristall menjelaskan ke aku.” Jawabnya menjelaskan. Lagi-lagi tak ada
yang bisa aku takkan, aku hanya diam sambil memandangi air yang mengalir di
sungai Han.
Secara tiba-tiba Chanyeol oppa mengeluarkan
seikat mawar putih dari tangannya dan mengucapkan “Aku udah tau semua, kamu
juga gak bisa bohongin perasaan kamu. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik
untuk kamu. Aku akan berusaha untuk bimbing kamu. Dan aku berjanji tidak akan
mengganggu aktifitas kuliah kamu. Kita sama-sama saling mendukung dan menemani.
Mau kamu selalu ada untuk aku ?”, Tanyanya serius. Bingung, sangat bingung,
rasanya ingin berteriak “Bundaaa anakmu galau bunda…”. Perlahan aku merancang
sebuah kata-kata dengan baik agar tidak sampai slaah berbicara. “Mianhae oppa,
aku gak bisa janji selalu ada untuk oppa, tapi aku akan berusaha ada disaat
keadaan apapun.”, jawabku dengan senyum kecil. “Jadi kamu mau ?”, tanyanya
heran. “Kita jalanin dulu aja oppa, kedepannya pun kita belum tau kita jodoh
atau engga. Semua itu sudah diatur Tuhan, tinggal kita yang menjalankan dan
berdoa. Untuk ayah dan bunda, aku akan coba bilang ke beliau tapi tidak dalam
waktu yang cepat.”, kataku menjelaskan. Chanyeol oppa hanya membalas dengan
senyuman bahagia yang terpancar dari wajahnya. “Jangan lupa kenalin aku ke ayah
dan bundamu yaaaa”, katanya lanjut. Aku hanya membalas dengan anggukkan dan
senyuman. Dari sinilah kami akan memulai cerita baru bersama, dengan saksi pohon-pohon,
angin, dan aliran air dari Sungai Han ini.
Alhamdulillah semakin hari kami menjalin
hubungan dengan baik, bahkan hubungan kami pun akhirnya disetuji bunda, karna
aku sudah menceritakan hal ini pada bunda. Bunda pun berpesan :
“Bunda gak akan ngelarang kamu punya teman special. Bunda hanya
pesan, tetap fokus pada tujuanmu dan tetap jaga jarak dengan teman specialmu
itu. Kamu wanita nak, kamu pun tinggal sendiri disana. Jaga dirimu baik-baik. Ayah
dan Bunda selalu mendoakanmu dari sini. Bunda sayang Aliza”
Akhirnya Chanyeol oppa pun sudah kenal dengan ayah dan bunda, karena
kita sempat skype’an bersama. Aku pun akan dikenalkan dengan orang tua Chanyeol
oppa. Yaaap, sungai Han akan tetap menjadi tempat favorite kami berdua. Jika
memang kita jodoh, mungkin tempat ini akan menjadi tempat yang akan selalu kami
kunjungi selama hidup kami. Tapi jika memang kita tidak berjodoh, kami akan
tetap bersahabat dan akan selalu datang ketempat ini untuk mengenang masa-masa
kami bersama.
-TAMAT-
Cerita ini hanya fiktif belaka!