Selasa, 22 April 2014

TOUM2 Minggu ke-2

Assallamualaikum Warohmattullohi Wabarokattuh....

“Pengambilan Keputusan Apa Yang Sangat Berat Dalam Hidup Anda ? ”

Setiap manusia pasti pernah mengalami kebingungan, kesulitan bahkan ketakutan dalam mengambil suatu keputusan. Begitu juga dengan diri saya. Hal terberat dalam mengambil suatu keputusan baik memang terkadang membuat orang yang mengalami permasalahan, takut untuk melangkah dan memutuskan untuk mengambil jawaban atau keputusan yang terbaik untuk penyelesaiaan hal tersebut. Bukan hanya penyelesaian masalah yang baik namun juga pengambilan keputusan tersebut dapat membawa efek yang baik untuk kedepannya bagi si pengambil keputusan tersebut. Pada postingan kali ini saya akan menceritakan hal yang pernah saya alami dalam mengambil suatu keputusan berat yang memang harus saya ambil saat itu.
Ketika saya sudah merencanakan hal-hal yang akan saya lakukan saat lulus dari bangku SMK, ternyata semua hal yang saya rencanakan tidak semua berjalan dengan baik dan mulus. Saya memang lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK yang memang merupakan sekolah yang selalu mengajarkan siswa-siswinya untuk bersiap diri memasuki dunia kerja. Awalnya memang saya memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan saya ke dunia perkuliahan. Namun banyak masukkan baik dari teman, kaka kelas bahkan guru-guru yang mengarahkan saya untuk melanjutkan ke dunia kerja. Banyak yang memberi tahu asiknya masuk ke dunia kerja. Dari mulai bisa memiliki penghasilan sendiri, bisa membantu orang tua, bisa bebas menggunakan uang kapan pun, dan lain sebagainya. Dulu saya memang tipe orang yang mudah terhasut dengan iming-iming yang memang membuat saya buta pikiran. Yang tadinya saya memiliki niat untuk melanjutkan kuliah, saya menjadi orang yang memiliki niat kuat untuk melanjutkan masuk ke dunia kerja setelah lulus nanti.

Awalnya orang tua saya mengetahui bahwa saya akan melanjutkan pendidikan ke dunia perkuliahan, dan orang tua saya belum tahu kalau saya sudah berpaling dan ingin memasuki dunia kerja. Sampai pada akhirnya ibu saya menanyakan Universitas mana yang akan saya pilih. Dengan sangat enteng saya menjawab, bahwa saya tidak ingin kuliah dulu dan saya akan melanjutkan masuk dunia kerja. Ibu saya sempat bingung dan heran, karena yang awalnya saya ingin kuliah tetapi tiba-tiba saya memilih untuk kerja terlebih dahulu. Mendengar hal tersebut, ibu saya tidak setuju dengan pilihan saya dan mencoba menjelaskan ke saya susahnya masuk ke dunia kerja tanpa memiliki title. Ibu menjelaskan bahwa banyak anak-anak lulusan SMK biasanya hanya bekerja di pabrik dan biasanya mendapatkan kerja di bagian produksi. Entah hal apa yang membuat saya buta, mungkin iming-iming memiliki penghasilan sendiri yang membuat saya tidak mendengarkan apa yang ibu jelaskan ke pada saya, dan saya tetap memilih untuk melanjutkan ke dunia kerja.
Bukan hanya ibu saya yang tidak setuju dengan pilihan saya untuk melanjutkan ke dunia kerja, tetapi ayah saya pun sangat tidak setuju akan hal tersebut. Ayah sama seperti ibu yang menjelaskan bahwa susahnya masuk dunia kerja hanya dengan tamatan SMK, tapi saya pikir tidak semua tamatan SMK hanya bisa bekerja di pabrik, banyak tamatan SMK yang bisa masuk dunia perkantoran. Namun lagi-lagi ayah dan ibu saya tetap tidak setuju dengan apa yang pilih. Saya sempat bingung dengan apa yang harus saya lakukan, di satu sisi saya ingin melanjutkan ke dunia kerja, namun di sisi lain oaring tua saya sangat tidak mendukung dengan apa yang saya pilih.
Kemudian saya memimta masukkan kepada teman-teman yang lain. 20% dari mereka mengtakan, bahwa saya harus bisa meyakinkan orang tua bahwa saya memang bisa masuk ke dunia pekerjaan dan bisa menghilangkan rasa khawatir kedua orang tua saya akan pekerjaan yang saya dapatkan nantinya. Dan 80% dari mereka mengatakan bahwa saya harus mengikuti apa yang orang tua saya katakan, karena apa yang orang tua inginkan itu merupakan hal yang terbaik untuk anaknya, apa lagi yang selalu saya ingat ketika salah satu teman mengatakan “Ridho Allah itu berasal dari Ridho Orang tua”, saya takut nantinya apa yang salah pilih malah tidak baik untuk saya kedepannya karena tidak mendapat dukungan dari orang tua. Tetapi saya pun takut nantinya saya tidak akan semangat kuliah karena memang bukan jalan itu yang saya pilih.
Saya terus mempertimbangan jalan mana yang akan saya pilih, dengan terus berdoa memohon petunjuk Yang Maha Esa agar di beri petunjuk jalan mana yang harus saya pilih. Mengikuti kata hati, atau mengikuti apa yang disarankan orang tua yang memang terbaik untuk saya. Tiba-tiba terlintas di benak saya untuk mengambil 2 pilihan tersebut. Kuliah di barengi dengan kerja, yaaa…memang tidak mudah, semua harus terencana dengan baik dengan pengaturan waktu yang baik pula. Bisa saja di pagi harinya saya bekerja, lalu malam saya bisa mengambil waktu untuk kuliah. Namun nayatanya orang tua saya tetap tidak menginjinkan saya mengambil keputusan tersebut. Dengan alasan fisik saya yang tidak akan mampu melakukan hal tersebut dan takut nantinya kuliah akan terganggu dan tidak akan fokus kuliah.
Semakin bingung dan semakin gundah, entah harus memilih yang mana. Jika saya memilih kuliah terlebih dahulu saya takut nantinya kuliah tidak akan lancar karena memang belum ada niatan untuk kuliah. Ketika saya bingung memilih keputusan tersebut, ibu saya mengajak saya bicara dari hati ke hati. Beliau menuturkan alasan, mengapa ibu dan ayah tetap bersikeras menyuruh saya melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Karena memang orang tua saya ingin melihat anaknya menjadi seseorang yang lebih baik untuk kedepannya. Mendengar apa yang di tuturkan oleh ibu, saya merasa bahwa saya menjadi anak yang kurang bersyukur. Disaat orang-orang yang ingin melanjutkan pendidikan di dunia perkuliahan namun tiba bisa melanjutkan ke dunia perkuliahan karena alasan perekonomian, saya yang memiliki orang tua yang mampu membiayai untuk melanjutkan pendidikan, malah saya bersikeras untuk tidak kuliah.
Saya mencoba terus berpikir panjang sebelum mengambil keputusan, sambil memikirkan hal mana yang baik untuk saya, bukan baik di awal tapi baik sampai kedepannya. Dan mencoba menumbuhkan niat saya yang dulu, untuk melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan. Terus mempertimbangkan kedua pilihan tersebut, dan dengan 89% keyakinan saya memilih mendengarkan apa yang orang tua saya sarankan untuk melanjutkan pendidikan ke dunia perkuliahan dengan mencari jurusan yang memang sesuai dengan passion yang saya naungi. Memang saat sudah memasukin dunia perkuliahan saya sadar, bahwa dunia seperti ini lah yang memang saya butuhkan saat itu. Saya terus meningkatkan keyakinan saya menjadi 98% bahwa kuliah memang hal yang terbaik untuk saya. Dan saya pun makin bersemangat kuliah.
Dari pengalaman yang saya ceritakan, saya ingin memberikan sedikit saran bagi kalian khususnya kalian yang memang lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan. Bahwa, kalian harus memiliki niat yang kuat kearah mana yang akan kalian tuju ketika kalian lulus sekolah. Jangan pernah kalian terbawa atau termakan iming-imingan yang memang belum tentu akan membawa kalian kearah yang lebih baik. Dan jangan pernah menjadi pribadi yang selalu ikut-ikutan  dengan apa yang orang lain lakukan, belajarlah menjadi diri sendiri. Jika kalian memang ingin meneruskan kedunia perkuliahan, dan orang tua kalian mendukung penuh apa yang kalian ingini untuk kuliah serta mampu membiayai kalian untuk kuliah, janganlah pernah menyia-nyiakan kesempatan itu. Karena memang kesempatan sulit datang untuk ke-dua kalinya. Namun jika memiliki kendala dalam pembiayaan, tidak ada salahnya jika kalian memasuki dunia kerja sambil mengumpulkan biaya untuk melanjutkan ke dunia pendidikan, dan itu merupakan hal yang mulia. Kalian bisa kuliah dengan biaya kalian sendiri tanpa harus membebani orang tua kalian. Ambil keputusan yang terbaik untuk kalian dan membawa efek yang baik untuk kedepannya.

Sekian cerita mengenai pengalaman saya mengenai “Pengambilan Keputusan Terberat” yang saya alami. Semoga bisa memberikan manfaat yang baik untuk semua.


Wasallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu…

0 comments:

Posting Komentar