1.
Pengertian
Pertentangan Sosial
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun
antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup
bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat
salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang
berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma
dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit
salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari
hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi.
Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai
persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan
dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam
masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita
masyarakat
Pertentangan
Sosial adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial yang
biasanya terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah
tauran, kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. contoh yang paling sering
kita lihat adalah tauran, tauran yang sering terjadi biasanya di dasari oleh
keinginan berkuasa atas suatu tempat atau suatu barang bahkan orang.
- Perbedaan
Kepentingan
Rasa
solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan
itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan
saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang positif
maupun negatif. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota
lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan
menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan
keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering
kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai
oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering
diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena
sebagus-bagusnya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan
masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan
tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan. Sudah tentu sebabnya,
misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan
kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan
kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok
tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi
tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Dari
penjelasana dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan
individu dana kepentingan umu :
a. Kepentingan Individu : adalah
kepentingan yang menyangkut pribadi atau diri sendiri
b. Kepentingan Umum : adalah
kepentingan yang menyangkut kepentingan untuk orang banyak atau kepentingan
bersama. Kepentingan ini sebaiknya di dahulukan disbanding dari kepentingan
individu
- PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN
ETNOSENTRISME
1.
Pengertian
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka
(prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya
“sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu
itu buruk. Disisi lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap
sesuatu.
Prasangka
menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut
Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif
atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui
setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa
sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan
kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan,
aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan
yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh
diri individu masing-masing.
Prasangka
ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak
berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau
pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang
telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat
berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan)
terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak
dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat.
Tidak
sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih
sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga faktor
lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Orang yang
berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena orang-orang macam ini
bersikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap.
Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap
prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang
yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras
yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak
diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya
seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.
2.
Sebab-Sebab
Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
·
Berlatar belakang sejarah. Orang-orang
kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro,
berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih
sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
·
Dilatar-belakangi oleh perkembangan
sosio-kultural dan situasional. Harta kekayaan orang-orang kaya baru,
diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal.
Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan
lain sebagainya.
·
Bersumber dari faktor kepribadian.
·
Berlatar belakang perbedaan keyakinan,
kepercayaan dan agama.
3.
Usaha-Usaha
Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
·
Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
·
Perluasan kesempatan belajar.
·
Sikap terbuka dan sikap lapang
4.
Pengetian
Etnosentris
Etnosentrisme
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan
dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes.
Akibatnya
etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah
pahaman dalam berkomunikasi.Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar
ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi
Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain,
dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb.
- Faktor yang mempengaruhi
Pertentangan Sosial
1. Rasa
Iri antara individu,negara, dan masyarakat
2. Adanya
rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak
adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
- Pertentangan Sosial Ketegangan
dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu
pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar
konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari
situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di dalam konflik.
2. Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,
masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.
3. Terdapatnya interaksi di antara
bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku
yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang
paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu
masyarakat, yaitu :
1. Pada
taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri
seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik
ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
3. Pada taraf masyarakat, konflik juga
bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan
nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.
Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh
adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam
suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
- Contoh perilaku yang akan
menimbulkan pertentangan sosial :
·
Membeda-bedakan
ras
·
Tidak
ada rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama .
·
Egois
atau hanya memikirkan kepentingan sendiri.
·
Tidak
adanya hubungan yang harmonis antar masyarakat.
- Ada pun cara untuk pencegahan
pertentangan sosial atau konflik tersebut yaitu :
·
Elimination
(salah satu yang terlibat pertentangan tersebut harus mengalah).
·
Subjugation atau domination, artinya
orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau
pihak lain untuk mentaatinya.
·
Mjority Rule artinya suara terbanyak
yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
·
Minority Consent artinya kelompok
mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan
dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama
·
Integration
(masalah – masalah yang diributkan atau dipermasalahkan harus didiskusikan,
dipertimbangkan sampai mencapai kesepakatan hasil yang memuaskan bagi semua
pihak).
·
Compromise
(kedua klompok yang terlibat dalam pertentangan tersebut harus mencari jalan
keluarnya atau mencari jalan tengahnya) sehingga agar tidak merugikan pihak
lain.
Salah
satu contoh pertentangan sosial yang pernah terjadi di Indonesia : Kerusuhan
poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di poso, Sulawesi
tengah yang melibatkan sekelompok agama muslim dan Kristen. Kerusuhan poso
tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu : Poso I (tanggal 25 – 29 Desember
1998), Poso II (tanggal 17 – 21 April 2000), dan Poso III (tanggal 16 Mei – 15
Juni 2000). Seperti yang dituliskan diatas, prilaku membeda – bedakan ras dan
tidak adanya rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama agama yang
terdapat di indonesia, yang menjadikan / menimbulkan sebuah pertentangan
sosial.
Sumber
:
- http://celoteh-galang.blogspot.com
- http://zarapintar.wordpress.com
0 comments:
Posting Komentar